Pendidikan yang Memerdekakan

 

Penerapan Prinsip Pendidikan yang Memerdekakan

Oleh Deswati.


Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan yang memerdekakan adalah suatu proses pendidikan yang meletakan unsur kebebasan peserta didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh dan berkembang menurut kodratnya secara lahir dan batin sesuai dengan semboyan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Huri Handayani.

Secara lahir peserta didik memperoleh kemerdekaan dalam pendidikan melalui pengajaran. Sedangkan pendidikan yang memerdekakan jika ditinjau secara batin adalah pendidikan yang diperoleh peserta didik kita melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan upaya untuk menuntun “semua unsur” yang melekat pada kemanusiaan peserta didik. Peserta didik ingin mencapai manusia merdeka karena ia ingin memaknai eksistensinya sebagai manusia yang beradab yang memiliki kemandirian, tidak bergantung pada orang lain.

Pendidikan dan pengajaran merupakan sarana membina, menuntun pola berpikir peserta didik baik akal budi teoritis maupun akal budi praktis mereka demi membentuk pribadi yang berpengetahuan dan beretika.

Pendidikan yang Memerdekakan berbicara tentang suatu bentuk pendidikan dan pengajaran yang meletakkan kemandirian peserta didik dan didalamnya dimaknai pula kodrat rasional dan sekaligus memiliki kehendak bebas untuk berpikir.

Adanya pendidikan yang manusiawi merupakan suatu kebenaran universal yang ada dalam pendidikan dan pengajaran. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam konteks pendidikan manusiawi, yakni pendidikan dan pengajaran dilihat sebagai proses memanusiakan anak didik sebagai manusia supaya sadar bahwa ia adalah manusia yang mampu dibentuk secara mandiri. Maka perintah, paksaan dan hukuman merupakan cara praktik pendidikan dan pengajaran seringkali menjadi proses penyelidikan ilmiah, dan kajian disiplin ilmu yang lain. Beberapa tema filosofis yang ada dalam pendidikan yang memerdekakan adalah

  1. Manusia sebagai makhluk personal (berpribadi),
  2. Manusia  dengan pengetahuannya,
  3. Manusia dan realitas lingkungan sosialnya.

Ketiga hal ini menjadi suatu usaha yang ditempuh untuk menggali makna eksistensi pendidikan yang memerdekakan. Ketiga hal tersebut menunjukkan bahwa pencarian ini tidak hanya terjadi begitu saja, namun ada usaha untuk membangun, menuntun, membimbing keseluruhan realitas manusia. Pencarian ini melibatkan seluruh bagian kesadaran manusia sebagai satu kesatuan yang utuh.

Sudah saatnya kini di era digitalisasi peserta didik harus berkembang sesuai dengan zamannya, sistem atau kurikulum yang dirasa kurang selaras dengan konsep merdeka belajar harus segera di perbaiki ikut menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Diawali dengan  merefleksi diri didalam melakukan pendampingan diawali dengan melakukan kesepakatan kelas dan mengembangkan kekuatan yang ada untuk mencapai tujuan dengan alur MERDEKA .

Sesuai konsep alur M-E-R-D-E-K-A perbaikan itu akan terjadi dimulai dari diri dengan merefleksikan diri dan menggali sumber kekuatan (sumber kekuatan) yang dimiliki untuk melakukan perubahan dengan mengembangkan Model Manajemen Perubahan B-A-G-J-A menggunakan paradikma Incuiri Apresiatif.

  • Buat Pertanyaan Utama (define)
  • Ambil Pelajaran (discover)
  • Gali Mimpi (dream)
  • Jabarkan Rencana (design)
  • Atur Eksekusi (deliver)

Kata kuncinya adalah peserta didik  dan guru merdeka belajar yang saling berkolaborasi bersama-sama untuk  menggali dan mengembangkan potensi siswa dan mengakomodasi karakteristik masing-masing untuk mewujudkan student Wellbeing.

Didalam mengembangkan Pendidikan yang Memerdekakan sebagai pendidik diharapkan melakukan prakarsa perubahan praktik baik yang berpihak pada peserta didik untuk melakukan perjalanan dengan prinsip ATAP (Awal-Tantangan-Aksi-Pelajaran).


Metode pengajaran yang perpusat pada guru yang kurang memberikan ruang bagi peserta didik untuk berkembang sesuai dengan bakatnya maka metode seperti itu harus segera dihilangkan. Peserta didik lahir bukan seperti kertas kosong yang bisa ditulis dan digambar oleh guru ataupun orang tua, namun peserta didik memiliki kebutuhan dan potensi yang berbeda-beda. Didalam proses pendidikan yang hendaknya dikembangkan adalah sistem pendidikan yang dapat menuntun peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi yang ia miliki dengan memegang prinsif Humanisme.

Semoga tulisan ini bermanfaat, salam literasi, salam bahagia, salam Merdeka Belajar, dan salam Calon Pengajar Praktik Guru Penggerak Angkatan ke-5.

 


#merdekabelajar

#CPPgurupenggerak

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Trik Cepat Menulis Resume

Menulis Membuat Berprestasi